Misteri Gangguan Bank DKI Terkuak: Ini Alur Kejadian hingga Pencopotan Direktur IT
Layanan perbankan digital Bank DKI belakangan menjadi sorotan publik. Dalam sepekan terakhir, nasabah mengeluhkan gangguan yang terjadi secara terus-menerus, mulai dari ATM tidak bisa digunakan, aplikasi mobile banking yang lumpuh, hingga transaksi yang gagal diproses. Kini, misteri di balik gangguan berkepanjangan itu mulai terkuak — dan berujung pada pencopotan Direktur Teknologi Informasi (IT) bank tersebut.
Awal Gangguan: Ketika Sistem Mulai Tumbang
Masalah pertama mencuat sekitar awal minggu kedua bulan ini, ketika sejumlah nasabah melaporkan tidak bisa mengakses layanan mobile banking dan ATM. Awalnya, pihak Bank DKI menyebut hal tersebut sebagai gangguan teknis ringan yang sedang dalam proses penanganan.
Namun, seiring waktu, gangguan justru meluas. Layanan digital benar-benar lumpuh, dan bahkan proses transaksi di beberapa kantor cabang ikut terganggu. Nasabah pun mulai mempertanyakan transparansi pihak bank.
“Saya tidak bisa tarik tunai, tidak bisa transfer, bahkan tidak bisa cek saldo. Ini bukan sekadar gangguan ringan,” ujar salah satu nasabah kepada media lokal.
Respons Manajemen dan Penelusuran Internal
Di tengah tekanan publik, Bank DKI akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi. Mereka mengakui adanya gangguan sistem yang kompleks dan meminta maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Tim IT internal bersama vendor teknologi eksternal segera diterjunkan untuk menelusuri sumber masalah.
Beberapa laporan menyebutkan bahwa gangguan ini berasal dari kegagalan sistem core banking yang di-upgrade secara tidak sempurna, menyebabkan ketidakcocokan antara database utama dan layanan digital. Akibatnya, akses ke sistem transaksi terganggu secara menyeluruh dan berkepanjangan.
Puncak Masalah: Direktur IT Dicopot
Setelah lebih dari 7 hari gangguan terjadi tanpa solusi tuntas, Dewan Direksi Bank DKI melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja internal. Hasilnya, Direktur Teknologi Informasi resmi dicopot dari jabatannya, sebuah langkah yang mengejutkan namun dipandang sebagai bentuk tanggung jawab manajerial.
Pemecatan ini dianggap sebagai upaya untuk memperbaiki sistem tata kelola teknologi informasi di dalam perusahaan. Pihak bank juga menyatakan akan melakukan restrukturisasi dan audit menyeluruh terhadap sistem IT mereka guna mencegah kejadian serupa di masa depan.
Pelajaran dari Krisis Digital
Insiden ini menjadi peringatan serius bagi industri perbankan, bahwa ketergantungan pada teknologi digital harus diiringi dengan kesiapan sistem dan SDM yang andal. Gangguan layanan selama seminggu bukan hanya berdampak pada kepercayaan publik, tetapi juga bisa menimbulkan kerugian finansial dan reputasi jangka panjang.
Bank DKI sendiri berjanji akan memulihkan semua layanan secara bertahap dan memberikan kompensasi yang layak kepada nasabah terdampak.
Momen Refleksi dan Reformasi
Kasus Bank DKI membuktikan bahwa transformasi digital di sektor keuangan bukan sekadar soal adopsi teknologi, tetapi juga manajemen risiko, transparansi, dan kesiapan struktur organisasi. Di balik pencopotan Direktur IT, ada pesan besar yang harus dicatat: dunia perbankan kini dituntut tidak hanya canggih, tapi juga tangguh.