Megathrust Lebih Ganas dari 2011 Bisa Terjadi: Jepang Perketat Sistem Kesiapsiagaan
Pemerintah Jepang kembali mengingatkan dunia akan potensi bencana besar yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Kali ini, ancaman datang dari kemungkinan terjadinya gempa megathrust baru yang diperkirakan bisa lebih dahsyat dibanding tsunami dan gempa Tohoku 2011—peristiwa yang kala itu menewaskan lebih dari 18.000 jiwa dan menyebabkan krisis nuklir di Fukushima.
Peringatan ini bukan tanpa dasar. Berdasarkan hasil penelitian terbaru dari badan ilmiah Jepang dan pemodelan skenario bencana, aktivitas lempeng di zona subduksi Nankai Trough menunjukkan peningkatan signifikan yang dapat memicu gempa berkekuatan lebih dari Magnitudo 9,0, disertai tsunami setinggi lebih dari 20 meter di beberapa wilayah pesisir.
Pemerintah Jepang Tak Ingin Terulang
Belajar dari pengalaman pahit tahun 2011, pemerintah Jepang kini mengambil langkah lebih agresif dan menyeluruh dalam memperkuat sistem kesiapsiagaan nasional. Mulai dari pembaruan sistem peringatan dini berbasis satelit, penguatan infrastruktur tahan gempa, hingga penyusunan ulang jalur evakuasi di kota-kota pesisir.
“Kita harus mengasumsikan bahwa bencana besar bisa terjadi kapan saja. Target kami bukan hanya meminimalkan korban, tapi memastikan masyarakat siap menghadapi skenario terburuk,” ujar Menteri Penanggulangan Bencana Jepang dalam konferensi pers nasional, Jumat (19/7/2025).
Kota dan Warga Disiapkan Hadapi Bencana
Pemerintah daerah di wilayah yang rentan, seperti Prefektur Shizuoka, Tokushima, dan Kochi, kini menggelar simulasi evakuasi massal secara rutin. Sekolah-sekolah, kantor pemerintahan, rumah sakit, dan fasilitas umum lainnya telah dilengkapi jalur evakuasi vertikal serta zona aman bencana.
Bahkan, beberapa kota kecil di pesisir telah menerapkan kebijakan “smart disaster response” dengan menggunakan drone dan sistem AI untuk mempercepat pendataan dan distribusi bantuan dalam keadaan darurat.
Warga pun diedukasi untuk menyiapkan “tas siaga bencana” di rumah, serta mengikuti pelatihan komunitas yang melibatkan generasi muda hingga lansia. Budaya kesiapsiagaan ini menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang.
Dunia Mulai Perhatikan Potensi Efek Global
Tak hanya Jepang yang bersiaga. Ancaman megathrust juga menarik perhatian dunia, terutama negara-negara yang berada di sekitar Cincin Api Pasifik seperti Indonesia, Filipina, dan Selandia Baru. Para ahli geologi internasional menyatakan bahwa jika megathrust terjadi di Nankai Trough, dampaknya bisa meluas hingga ke lintas samudra, memengaruhi sistem ekonomi dan transportasi laut global.
Beberapa pusat penelitian gempa di Amerika Serikat dan Australia bahkan mulai melakukan pemodelan skenario dampak lintas negara, sebagai antisipasi terhadap gangguan global akibat tsunami besar.
Jepang sekali lagi menunjukkan bahwa kesiapsiagaan menghadapi bencana bukan sekadar wacana, tetapi kewajiban kolektif yang harus dijalankan secara sistematis dan berkelanjutan. Ancaman megathrust baru yang berpotensi lebih kuat dari tragedi 2011 adalah alarm keras bagi dunia bahwa kita tidak bisa meremehkan kekuatan alam.
Dengan penguatan teknologi, partisipasi masyarakat, dan kebijakan tangguh, Jepang berharap mampu menjadi contoh global dalam menghadapi potensi bencana megathrust—bukan dengan ketakutan, tetapi dengan kesiapan.