Angin Kencang Landa Beijing: Bandara Sibuk dan Destinasi Wisata Tutup Sementara
Kota metropolitan Beijing kembali menghadapi tantangan alam yang tak terduga. Angin kencang dengan kecepatan tinggi melanda ibu kota Tiongkok itu sejak pagi hari, memicu kekacauan di sejumlah titik vital kota, mulai dari bandara internasional hingga kawasan wisata ikonik.
Badan Meteorologi Tiongkok mengeluarkan peringatan level kuning, menyatakan bahwa angin kencang berpotensi mencapai kecepatan lebih dari 80 km/jam, cukup kuat untuk merobohkan pohon, merusak bangunan ringan, hingga mengganggu penerbangan dan aktivitas luar ruangan.
1. Bandara Beijing Diselimuti Kekacauan
Bandara Internasional Beijing Capital menjadi salah satu lokasi yang paling terdampak. Data dari otoritas penerbangan sipil mencatat sebanyak 413 penerbangan dibatalkan, sementara puluhan lainnya mengalami penundaan akibat rendahnya visibilitas dan ketidakstabilan angin di ketinggian tertentu.
Ribuan penumpang terlihat menumpuk di ruang tunggu bandara, sebagian besar pasrah dan memilih menunggu kepastian dari maskapai. Petugas bandara dikerahkan secara penuh untuk membantu penumpang mengatur ulang jadwal keberangkatan dan memberikan layanan logistik sementara.
“Kami memprioritaskan keselamatan. Kondisi angin saat ini terlalu berisiko untuk lepas landas dan mendarat,” kata Liu Zhang, juru bicara Otoritas Bandara Beijing.
2. Tempat Wisata Ditutup, Turis Terpaksa Membatalkan Rencana
Tak hanya transportasi udara, sektor pariwisata Beijing juga terpukul. Tempat-tempat wisata seperti Kota Terlarang (Forbidden City), Taman Beihai, dan Temple of Heaven ditutup sementara demi alasan keamanan. Beberapa rute bus pariwisata dihentikan total karena khawatir angin kencang bisa membahayakan perjalanan.
Para turis, baik lokal maupun mancanegara, terpaksa membatalkan jadwal kunjungan. Banyak dari mereka menyampaikan kekecewaan melalui media sosial, meski tetap memahami keputusan tersebut sebagai langkah pencegahan yang bijak.
3. Warga Diminta Tidak Keluar Rumah
Pemerintah kota Beijing juga telah mengeluarkan imbauan resmi kepada warga untuk tidak keluar rumah kecuali dalam keadaan darurat. Beberapa sekolah bahkan diliburkan mendadak, dan pekerja di sektor non-esensial diminta bekerja dari rumah (WFH).
Kamera CCTV kota merekam momen-momen dramatis seperti atap bangunan yang terbang terbawa angin, pohon tumbang di tepi jalan, hingga sepeda listrik terguling di trotoar.
“Angin ini bukan angin biasa. Sudah merusak pagar rumah warga dan tiang reklame. Kami berharap masyarakat waspada,” ujar Wang Rui, petugas keamanan sipil di distrik Chaoyang.
Cuaca Ekstrem Jadi Pengingat
Peristiwa ini menjadi peringatan keras soal meningkatnya intensitas cuaca ekstrem, tidak hanya di wilayah pesisir, tapi juga kota-kota besar seperti Beijing. Dalam beberapa tahun terakhir, angin topan dan badai petir semakin sering terjadi, yang oleh para ahli dikaitkan dengan perubahan iklim global.
Meski dampak ekonomi akibat pembatalan penerbangan dan penutupan wisata diprediksi cukup signifikan, pemerintah kota menegaskan bahwa keselamatan masyarakat tetap jadi prioritas utama.
Kini, seluruh mata tertuju pada perkembangan cuaca dalam 24 jam ke depan. Apakah Beijing bisa kembali beraktivitas normal esok hari? Atau badai ini akan bertahan lebih lama dari yang diperkirakan?